Jumat, 08 Maret 2013

Don't Jugde

Hellow!!

ga nyangka udah hampir 2 tahun blog ini terbengkalai kaya bangke. sudah banyak yg berubah dari gua perubahan terbesarnya itu.......... gua jadi kpopers sekarang bwahahahaha

mungkin orang pada bilang 'trus kalo lu suka kpop emang kenapa?'

yah pertama karna gua dulu gaaa suka banget sama kpop kata gua banci banget! apa lagi super junior! Dulu menurut gua mereka cuma sekumpulan cowo doyan dandan dengan suara pas pas an, trus coba liat sekarang!!! Gua jadi ELF!!!!! Gua suka semua Oppadeul gua nyesel udh pernah mikir kayaa gitu

dan sekarang gua jadi freak abis sama kpop jadi dengan senang hati gua tarik ucapan gua lagi :D

gua belajar sebenernya ga ada di dunia itu yang jelek

lu cuma harus nemuin sudut pandang yang jelas biat ngeliat sesuatu itu jadi lebih menarik.

jadi jangan asal nge-jugde dulu yaaa sesuatu pasti punya hal yang patung dibangga kan atau tidak jadi ga ada yg sempurna.

Pasti kita ga suka kan kalo ada yg ngejelekin idola/orang yg kita sayang..

Minggu, 30 Desember 2012

TVQX and JYJ

Aku adalah seorang Cassiopea (sebutan untuk fans TVXQ) mungkin semua orang sudah tahu kalau 3 dari 5 anggota TVXQ sudah keluar yaitu Jaejoong Yoochun dan Junsu sejak 2009 (bener ga tuh?)

sehingga hanya tersisa 2 anggota TVXQ yaitu Yunho dan Changmin yang masih tetap bertahan di grup itu. keluarnya Jaejoong Yoochun dan junsu yaitu karna ada masalah dengan managemennya yaitu SM entertaiment, karna kontrak yang menurut mereka 'kontrak budak' yang mereka ajukan ke pengadilan karna memang mereka juga masih terikat kontrak...

saya kurang tahu bagaimana mereka dipengadilan namun sekarang jaejoong Yoochun dan Junsu sudah membuat group baru yang bernama JYJ yang dinaungi oleh Cjes entertaiment.

namun setelah mereka membuat group baru bukan berarti mereka melupakan TVXQ berada ataupun membencinya. hubungan mereka masihlah baik bahkan disuatu wawancara JYJ. Jaejoong pernah ditanyai bagaimana hubungan mereka sekarang dengan Group mereka dulu
Jaejoong menjawab "kami masuh berhubunga baik dengan mereka bahkan kalau kau tidak percaya saya bisa mengirim pesan kepada Yunho sekarang" ucap jaejoong sambil mengeluarkan ponselnya yang berwalpaperkan TVXQ.

Bahkan saat beberapa hari yang lalu saat TVXQ mereyakan anniversary mereka yang ke 9 jaejoong memasang tulisan selamat di paperbag cafe yg ia miliki.

Bahkan Jaejoong sempat mengetweet di akun twitternya bahwa ia merindukan yunho dan changmin.

Sekarang yang menjadi eprmasalahan TVXQ yang memebernya sekarang hanya tinggal Yunho dan Changmin akan direncanakan adanya sub grup dan walaupun tidak diketahu benar atau tidaknya, ada yang mengatakan bahwa changmin mendukung dan ingin menjadi soloist

Semoga hal itu tidak terjadi......
Kalau terjadi bisa jadi TVXQ hanya tinggal nama saja :(

Sabtu, 17 September 2011

Do Re Mi fa Sol La Si do

Bwt penggemar film, apalagi film korea, udah pernah nonton do-re-mi-fa-sol-la-si-do?
Film dengan durasi sekitar dua jam ini berkisah tentang cinta segitiga gaya anak remaja Korea. So pasti ada tiga tokoh utama. Ada Sin Eun-Gyu (Jang Geun-Seok), Yun Jeong-Won (Cha Ye-Ryeon) dan Kang Hee-Won (Jeong Eui-Cheol).
Eun-Gyu adalah sosok cowok idola remaja masa kini. Dia adalah seorang penyanyi band indie, jago musik, punya tampang cakep, baik hati dan anak orang yang berada. Ya, so pastilah fans-nya bejibun. Tapi, biar sering banget dikerubungin sama cewek-cewek cantik yang dengan ikhlas (dan begonya – yang ini suara hati, hehe…) ngasih ini dan itu sebagai hadiah buat dia, Eun-Gyu nggak pernah tertarik sama sekali dengan mereka. Kenapa? Karena Eun-Gyu hanya fokus sama musik dan nggak peduli hal-hal begituan.
Kondisi berubah setelah Eun-Gyu ketemu sama Jeong-Won, tetangga barunya. Sikap Jeong-Won yang beda dengan fans-fans ceweknya ternyata sukses menarik perhatian Eun-Gyu. Kedekatan mereka berawal dari perjanjian yang dibuat antar keduanya. Eun-Gyu berjanji nggak akan ngasih tau ayah Jeong-Won bahwa Jeong-Won kerja part-time tiap malem ASAL Jeong-Won bersedia ngebawain gitar Eun-Gyu dari sekolahnya sampe ke tempat latihan band selama satu minggu (gw tahu perjanjian ini hanya siasat Eun-Gyu, hahaha…). Jeong-Won yang takut dihajar bokapnya yang seorang pelatih karate pun dengan terpaksa nurutin prasyarat Eun-Gyu.
Perjalanan cinta mereka nggak lantas mudah karena Eun-Gyu ternyata adalah sahabat dan sekaligus teman satu band dari Kang Hee-Won, mantan sahabatnya Jeong-Won. Persahabatan Jeong-Won dan Hee-Won putus saat Hee-Won menemukan bahwa Jeong-Wonlah orang yang ngelaporin ayahnya Hee-Won ke polisi atas kejahatan yang dilakukan oleh ayah Hee-Won. Jeong-Won sudah sangat menyesali perbuatannya pada Hee-Won karena sebenernya dia dulu nggak tahu bahwa orang yang dia laporin itu adalah ayah dari sahabatnya. Menurut Jeong-Won, kalo dia tahu itu ayahnya Hee-Won, dia pasti nggak akan ngelapor ke polisi. Tapi, Hee-Won sudah telanjur terluka dan benci pada Jeong-Won.
Berbekal pengalamannya dengan Jeong-Won, Hee-Won nggak ingin ngeliat kejadian yang sama terjadi pada Eun-Gyu. Hee-Won pun meminta Jeong-Won untuk ngejauhin Eun-Gyu. Puncak peringatan Hee-Won pada Jeong-Won adalah dengan mengirim sekelompok anak berandal buat ngasih “warning” ke Jeong-Won yang sampai ngebuat Jeong-Won terluka. Adik Jeong-Won, Yun Jae-Gwang, pun marah ngeliat kakaknya dilukai. Jae-Gwang balik ngasih “pelajaran” ke Hee-Won yang akhirnya diketahui oleh Jeong-Won.
Karena pada dasarnya Jeong-Won masih merasa bersalah pada Hee-Won, ia nyuruh adiknya itu untuk minta maaf pada Hee-Won. Dengan dipaksa oleh Jeong-Won, Jae-Gwang bersedia dateng ke flat-nya Hee-Won buat minta maaf. Saat itulah Eun-Gyu yang nggak tahu apa-apa soal masa lalu antara Jeong-Won dan Hee-Won juga datang ke flat-nya Hee-Won. Semua masa lalu pun dibongkar habis sama Jae-Gwang yang udah kesel banget sama Hee-Won dan merasa kasian sama kakaknya yang terus hidup dalam perasaan bersalah.
Eun-Gyu akhirnya tahu segalanya. Persahabatan Eun-Gyu dan Hee-Won di ujung tanduk. Jeong-Won yang nggak ingin ngeliat persahabatan itu berakhir pun memutuskan untuk mundur dari sisinya Eun-Gyu, tapi Eun-Gyu nggak mengizinkan dan meminta Jeong-Won tetap jadi kekasihnya. Eun-Gyu lebih memilih ditinggalkan oleh Hee-Won, daripada oleh Jeong-Won.
Hee-Won nggak rela ngeliat Jeong-Won dan Eun-Gyu bersama karena dengan begitu ia merasa nggak akan ada seorang pun di sisinya. Dengan mengancam akan bunuh diri, Hee-Won berhasil memaksa Jeong-Won untuk berjanji meninggalkan Eun-Gyu dan berjalan di sisinya. Jeong-Won, yang nggak ingin melakukan kesalahan kedua terhadap sahabatnya, menyetujui permintaan Hee-Won. Tetapi, Jeong-Won meminta waktu seminggu untuk bisa putus dari Eun-Gyu.
Nggak ingin menyia-nyiakan waktu satu minggu yang ia miliki untuk bersama Eun-Gyu, Jeong-Won selalu minta Eun-Gyu untuk jalan dengannya. Karena Eun-Gyu semakin sibuk dengan latihan band menjelang kompetisi, Eun-Gyu nggak bisa selalu memenuhi kehendak Jeong-Won buat jalan-jalan. Mereka pun berantem.
Situasi makin parah waktu Hee-Won minta Jeong-Won datang ke flat-nya tepat di malam kompetisi band yang diikuti oleh Eun-Gyu berlangsung. Dilematis? Oh, pasti! Tapi, Hee-Won selalu ngancem Jeong-Won sehingga membuatnya nggak berdaya. Setelah dateng sebentar ke kompetisi, Jeong-Won langsung menuju flat-nya Hee-Won. Di sinilah hati Eun-Gyu hancur, terlebih setelah membaca pesan permintaan maaf yang disampaikan oleh Jeong-Won dari atap rumahnya. Sejak malam itu, Jeong-Won sudah nggak berani berhubungan lagi dengan Eun-Gyu.
Cerita berlanjut dengan munculnya rencana konser perpisahan band Doremifasolasido, band-nya Eun-Gyu. Hee-Won (sang mantan bassist) pun, atas nama persahabatan, diundang untuk ikut manggung. Eun-Gyu nggak lupa ngebeliin Hee-Won gitar bass yang udah lama diidamkan oleh Hee-Won (baik banget yak?! padahal udah disakitin).
Akhirnya, di konser perpisahan itulah Jeong-Won secara official (dan frontal, abis kan di depan orang banyak) memutuskan cintanya dengan Eun-Gyu. Dengan hati hancur berkeping-keping *lebai*, Eun-Gyu meninggalkan area konser.
Waktu pun berjalan… Jeong-Won dan Hee-Won akhirnya jadian, tapi sosok Jeong-Won yang ceria nggak pernah muncul di depan Hee-Won. Hal ini membuat Hee-Won lelah. Eun-Gyu sendiri menghilang tanpa kabar. Hee-Won baru tahu apa yang terjadi pada Eun-Gyu setelah ia bertemu dengan teman satu band-nya di Doremifasolasido. Eun-Gyu ternyata mengalami kecelakaan dan otaknya terganggu. Secara perilaku, Eun-Gyu berubah jadi seperti anak-anak. Analisis dokter bilang bahwa Eun-Gyu jadi seperti itu karena ia takut menghadapi kesedihan yang mendalam.
Dokter menyarankan beberapa jenis terapi, tapi selalu gagal. Jeong-Won nggak ingin menyerah dan membiarkan Eun-Gyu tetap pada kondisi demikian. Akhirnya, Jeong-Won sampai pada ide untuk menempatkan Eun-Gyu persis pada kondisi paling menyedihkan yang pernah dialami Eun-Gyu, KONSER TERAKHIR DOREMIFASOLASIDO. Konser terakhir pun diulang dengan situasi yang dibuat semirip mungkin dengan keadaan pada kondisi aslinya.

What happen today?

Morning.....!!!! Kok akhir2 ni gua jd suka nge post ya? ah tai kuda.... bodoin amathari ini kabar gua bisa2 aja sedikit panas sih nge liat foto jirayu yang ini:




Pertama! yang dalam pikiran gua adalah siapa yang kepangin poni Jirayu !!!!!
oh my DOG!!! gua jeles abis ngebayanginnya yang pasti ga mungkin dia sendiri abis itu yang pasti yang ngepangin itu cewe!!!!!!

HUAAAAAAAAAAAAA

Jeles asli jeles gua sama cewek yang udah megang megang rambut Kao!!!!!


dan yang paling mengagetkan adalah foto ini


Siapa cewek ini!!!!

Apa di yang ngepang rambut Kao?

kenapa cewe itu nunjuk2 Kao?

Kenapa cewek itu jelek?

Dan kenapa ada cowok botak yang senyum2 ky gay di belakang mereka!!!!!!

Apa salah kao ya allah???

Apa salah dan dosa kao sehingga harus di foro bersama mereka??

Ampuni ia ya  Allah.............

oke stop ini jadi menggelikan...................................................

1.       That Party


Aku pernah bertemu Daniel sebelumnya selain di sekolah (tentu saja), saat itu sedang diadakan pesta dan seluruh orang orang penting diundang (Termasuk orang tua anak-anak di Capstic)
Aku sedang di balkon dan melihat para tamu yang datang dari sana. Menghitung berapa orang yang memalkai mantel dari kulit hewan-hewan yang dilindungi, walaupun akhirnya aku menyerah karna mungkin mereka tidak memakai kulit asli walaupun aku meragukannya.
            Dari atas sanalah aku melihat Daniel, tampak sempurna dalam tux-nya. Ia mendapatiku sedang menatapnya lalu ia tersenyum sambil melambaikan tangannya kearahku. Karna sangat memalukan jika aku berbalik dan kabur, aku ikut tersenyum sambil melambaikan tanganku juga padanya dengan agak canggung.
            Ia tetawa pelan saat melihat kecanggunganku, matanya yang hijau bersinar dibawah cahaya lampu dan membuatnya terlihat seperti manik-manik.
            Rasanya aku bisa memandanginya semalaman tapi tiba-tiba sebuah lengan jenjang berwarna coklat sempurna menariknya masuk ke dalam pesta.
            Seperempat jam berlalu aku masih berdiri di atas balkon melihat para undangan yang masuk dan mengagumi gaun-gaun modis yang mereka gunakan dan mendelik melihat betapa anggunnya orang-orang yang memakainya.
            Aku tak begitu suka memakai gaun dan memang aku tak cocok dengan pakaian itu. Ibuku berkomentar betapa anehnya cara berjalanku, dan karna itulah aku lebih suka memakai jins.
            “Hey, Jenny” Ucap suara dari belakangku. Biasanya aku memprotes bila orang memanggilku seperti itu panggilan ‘Jenny’ terlihat kekanak-kanakkan aku lebih suka orang memanggilku Jennifer terdengar anggun dan dewasa.
            Tapi, aku langsung membungkam pikiranku begitu menyadari siapa orang yang memnaggilku. Tam ta raaaaa…Daniel.
            Ia berdiri tepat di belakangku kira kira hanya 3 meter. Terlihat sempurnya dengan komposisi warna yang menabjukkan!
“Hey, Dan” Balasku berusaha santai, walaupun rasanya sangatlah sulit.
“Kau tak kedinginan disana?”  Tanyanya. Aku berfikir sejenak, disini memang sedikit dingin tapi hanya sedikit, aku bahkan hampir tak menyadarinya.
“Hmm…Yah…Sedikit” Ucapku sambil mengusap-usap lenganku. Lalu aku merasa tolol.
“Masuklah” Ucapnya ramah. Sekarang akulah yang merasa tolol akukan tuan rumah disini.
“Tidak usah aku memang ingin disini” Ucapku berusaha tidak memalukan.
“Kau tak suka pestanya?”
Aku memutar mataku. “Yeah” Aku tak mau masuk karna nanti akan sangat kikuk bila bersamamu pikirku. Daniel menatapku dengan senyumannya yang hampir membuatku sulit bernapas.
“Berhati-hatilah agar tak digigit serangga” lalu ia berbalik umtuk meninggalkanku sendirian di balkon konyol ini. Ia baru bejalan beberapa langkah dan langsung membalikan badannya lagi.
“Kau mau kuambilkan minuman?” Tawarnya. Sambil menyungginkan senyum manisnya padaku.
“Tentu” Jawabku sambil mengangguk. Aku beruntung aku berada di balkon yang sedikit remang, karna akan memalukan jika ia melihat pipiku merona.
            Daniel berbalik dan berjalan mengambilkan minuman untukku, aku menatap punggungnya yang tegap yang berjalan menjauhiku, aku tersenyum senang atas tawarannya.
            Tak tak terlalu sering berbicara dengan Daniel karna pacarnya yang menyebalkan selalu mengikutinya kemanapun Daniel pergi.
            Jadi sekarang aku sedikit heran karna aku tak melihat Clara yang selalu ada di sebelah Daniel. Aku hanya melihat lengannya yang panjang dan coklat manarik masuk Daniel ke pesta saat Daniel menatapku tadi.
            Aku kembali membalikan tubuhku melihat keluar balkon. Orang-orang masih saja ada yang berdatangan walaupun pestanya sudah dimulai sedari tadi. Aku melihat kearah hutan yang mengelilingi kastilku.
            Hutan itu lebatsangat amat lebat—. Dulu aku sangat amat percaya dengan cerita beberapa pelayanku bahwa disanalah tempat para penyihir tinggal.
            Itu salah satu cerita konyol yang mereka jejali ke kepalaku. Tapi sekarang aku sudah mengetahui itu hanya dongeng untuk menakuti anak-anak agar tidak kesana sendirian atau bermain dan masuk kedalam hutan.
            Karna hutan itu memang besar sekali, aku pernah membayangkan diriku menembus hutan itu. Tapi khayalan itu terhenti saat aku menyadari aku tak tahu gambaran hutan yang sebenarnya.
            Aku hanya pernah melihat hutan dari tv atau dari balkon-balkon disini. Aku tak pernah masuk hutan. Aku bahkan terlalu pengecut untuk berjalan saat mati lampu sendirian di kastil ini tanpa cahaya sedikitpun.
“Hey” suara rendah dibelakangku membuatku membalikan badan lagi. Sekarang aku pasti seperti orang konyol yang berputar-putar di balkon.
Daniel berjalan dan berdiri tepat didebelahku malam itu. Ia memengang 2 buah gelas yang berisi caira hitam di dalamnya. Aku mengambil gelas itu darinya.
Mencoba menebak apa isi dari gelas ini. “Itu soda” Ucap Daniel menjawab pertanyaaan memalukan yang senganja tak kulontarkan.
“Oh well, Thanks” Ucapku seikit malu rasanya aku ingin menjedukan kepalaku ke dinding saat itu juga.
Daniel meneguk gelasnya. Ia hanya berdiri diam disebelahku, aku ikut meneguk gelasku dengan kikuk. Daniel mendesah pelan. Lalu menatapku.
            Matanya yang sewarn adengan warna hutan yang ditutupi kabut. Dalam dan misterius. Sudut bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman hangat.
“Pantas saja kau disini terus dari tadi, tempat ini menyenangkan” Ucapnya sambil memandang hutan  yang lebat.
Aku mengerjap-ngerjapkan mata berusaha memahami  kearah mana ia berbicara. “Yeah, aku suka pemandangannya” ucapku ringan. Sebenarnya langit malam sedang tak begitu bagus, sedikit berawan  dan hampir tak terlihat bintang satupun.
            Tapi Daniel mengangguk mengerti bahwa pemandanganan yang kumaksud adalah hutannya.
“Kau pernah ke hutannya?” Tanyanya sekarang menatap mataku lurus-lurus.
“Tidak, aku tak pernah kesana. Terlalu sunyi” Daniel mengangguk mendengar ucapanku.
Tiba-tiba suara ringtone ponsel berbunyi, suaranya sepereti musik Heave. Daniel menatapku wajahnya terlihatb jail.
“Ups…” Ucapnya sambil tersenyum memperlihatkan barisan giginya yang sempurna, membuatku sedikit malu melihart senyumannya.
            Ia mengambil ponselnya dari saku dalam jasnya, Daniel melihat layar ponselnya sebentar.
“Maaf aku harus mengangkat ini” Ucapnya wajahnya sedikit bersalah saat menatapku. Lalu ia pergi dari balkon ini.
            Dan sejak saat itu aku jarang berbicara dengannya. kebanyakan aku bicara dengan Daniel hanya sapaan atau hanya senyum simpul jika aku berpapasan dengannya jika disekolah. Dan dia memang tersenyum pada siapapun disekolah jadi itu hanya berarti sedikit.